Sholat Itu Sumber Kebahagiaan
✍ Kualitas seseorang dalam Islam dapat diukur dengan komitmennya terhadap pengamalan ajaran agama yang ada, baik itu yang berkaitan kehidupan pribadi baik sosial kemasyarakatan. Shalat sebagai salah satu rukun Islam tentu merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan seorang muslim. Ada masanya kita merasa jatuh ke dalam titik terendah dalam kehidupan kita saat kenyataan yang dihadapi berbeda dengan apa yang kita harapkan. Tidak jarang kita terlanjur buruk sangka kepada Allah SWT atas musibah yang kita alami. Hal tersebut tidaklah dibenarkan. Karena segala musibah yang diberikan Allah kepada kita semata-mata merupakan bentuk ujian untuk menempa iman, apakah ujian tersebut dapat semakin mendekatkan kita kepada Allah SWT atau justru sebaliknya. Maka sudah saatnya kita berhenti berprasangka buruk kepada Allah atas musibah yang menimpa diri kita. Kini saatnya kita bangkit kembali mendekatkan diri kepada-Nya. Dalam surat Ar Ra'du ayat 28 Allah SWT berfiman :
اَلَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَتَطۡمَٮِٕنُّ قُلُوۡبُهُمۡ بِذِكۡرِ اللّٰهِ ؕ اَلَا بِذِكۡرِ اللّٰهِ تَطۡمَٮِٕنُّ الۡقُلُوۡبُ
28. (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang".🙏
👉 Hendaknya ayat ini dijadikan pedoman setiap kita merasa sedih dan gundah gulana. Sempatkanlah berdzikir kepada Allah usai shalat dengan menyebut nama-Nya dan memanjatkan doa agar kita dikuatkan menjalani segala ujian hidup. Ketika merasa rezeki sempit atau kenyataan yang terjadi tidak sesuai dengan harapan, cobalah untuk mengingat nikmat yang selama ini diberikan Allah dan selalu berbaik sangka kepada-Nya. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah : Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu berkata, Nabi Saw bersabda: Allah Ta'ala berfirman:
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي، وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٌ مِنْهُمْ، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ شِبْرًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ مِنْهُ باَعًا، وَإِذَا أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً
"Aku sesuai prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku akan bersamanya jika dia berzikir (mengingat-Ku), jika dia mengingat-Ku dalam jiwanya maka Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku, dan jika dia mengingat-Ku pada saat keramaian maka Akupun mengingatnya lebih baik dari mereka, dan jika dia mendekatkan dirinya kepada-Ku sejengkal maka Aku akan mendekatinya sehasta, dan jika dia mendekati-Ku sehasta maka Aku akan mendekatinya sejarak rentang dua tangan, dan jika dia mendekati-Ku dengan berjalan maka Aku akan mendekatinya dengan berlari kecil". (HR. Al-Bukhari)🙏
👉 Cara mendekatkan diri kepada Allah selanjutnya adalah dengan memperbanyak ibadah sunah setelah mengerjakan ibadah wajib. Ibadah sunnah tersebut bisa berupa shalat rawatib, shalat malam, puasa setiap Senin dan Kamis, serta bersedakah dengan niat mengharapkan ridha Allah SWT. Usahakan pula untuk meniatkan segala yang kita lakukan semata-mata beribadah kepada Allah SWT. 🙏
👉 Shalat merupakan ibadah yang sangat dicintai Allah, dialah amal yang merupakan salah satu dari rukun Islam. Ciri utama seorang mukmin sejati adalah menegakkan shalat wajib yang lima waktu dan ibadah tersebut dilakukan dengan keimanan karena mengharap ridha-Nya. Dan amalan mulia ini agar diterima di sisi Allah maka harus meneladani dan mencontoh bagaimana petunjuk Allah dan Rasul-Nya dalam melakukannya baik itu gerakan maupun bacaannya.
Shalat yang dilakukan dengan benar dan ikhlas, akan membuat hati bahagia, jiwa damai, dan menghilangkan kegelisahan hidup. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh dalam mengerjakan shalat baik dalam keadaan lapang, maupun saat terhimpit suatu masalah. Dari sahabat Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Bila kedatangan masalah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan shalat.” (HR. Ahmad)
Shalat adalah media penting untuk mendekatkan diri pada Allah Ta’ala, lebih-lebih saat sujud, ia akan merasa semakin dekat dengan Allah Ta’ala. Allah-lah tempat kita mengadu, memohon pertolongan dan hati seorang mukmin akan tenteram ketika shalat. Oleh karena itu, kita diperintahkan Allah Ta’ala untuk memperbanyak doa dan permohonan kepada-Nya dengan shalat ketika jiwa kita galau, cemas, merasa gundah, dan mengalami berbagai kesulitan hidup yang menghimpit. Beliau juga berkata kepada sahabat Bilal : “Wahai Bilal, kumandangkan iqamah shalat, buatlah kami tenang dengannya.” (Dihasankan al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 7892)
Dr. Hasan bin Ahmad bin Hasan al-Fakki berkata, ”Tatkala shalat dijadikan sebagai pembangkit ketenangan dan ketenteraman (jiwa) serta sebagai terapi psikologis maka tidak mengherankan jika sebagian dokter jiwa menganggapnya sebagai terapi utama dalam penyembuhan para pasien penyakit jiwa. Salah seorang di antara mereka ada yang mengatakan bahwa sepertinya shalat ini salah satu terapi yang mampu mendatangkan kehangatan jiwa manusia. Sesungguhnya shalat bisa menjauhkan dirimu dari segala kesibukan yang membuatmu gundah dan resah. Shalat ini pun mampu membuatmu merasa tidak menyendiri dalam hidup ini dan mampu membuatmu merasakan bahwa Allah menyertaimu. Di samping itu, ternyata shalat mampu memberimu kekuatan dalam bekerja, yang sebelumnya dirimu tidak mampu berbuat apa-apa. Maka pergilah ke kamar tidurmu! Lalu mulailah melakukan shalat untuk menghadap Rabbmu.”
Sungguh beruntung dan bahagia seorang mukmin ketika shalat yang dilakukan dengan khusyuk dan jiwanya menjadi tenang karena ia berkomunikasi dengan Rabbnya. Dzat yang mampu menyingkirkan kesulitan dan Dzat yang selalu memberi kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
Ibnu al-Qayyim menjelaskan faedah shalat. Beliau mengatakan bahwa shalat termasuk faktor dominan dalam mendatangkan maslahat dunia dan akhirat, serta menyingkirkan keburukan dunia dan akhirat. Ia menghalangi dari dosa, menolak penyakit hati, mengusir kesakitan fisik, menerangi kalbu, mencerahkan wajah, menyegarkan anggota tubuh dan jiwa, dan memelihara kenikmatan, menepis siksa, menurunkan rahmat, dan menyibak tabir permasalahan.” (Zaad al-Ma’ad, 4/120)
Semoga shalat yang selalu kita lakukan mampu membuat kita menjadi hamba-Nya yang banyak bersyukur, membuat hati lebih tunduk pada Allah, dan membersihkan hati dari penyakit hati sehingga tenang dan damai dalam menghambakan diri pada-Nya.🙏
Leave a Comment